Cyber Pesantren | Beberapa hari ke depan, umat Islam akan memasuki separuh bulan suci Ramadhan (Nisfu Ramadhan). Separuh bulan ini dianggap istimewa karena adanya amalan tambahan, yaitu pembacaan doa qunut dalam shalat witir setelah shalat tarawih.
Hukum Qunut Witir di Separuh Akhir Ramadhan
Amalan membaca doa qunut ini dilaksanakan pada shalat witir mulai malam ke-16 Ramadhan. Terdapat berbagai dalil yang mendukung praktik ini, baik dari atsar sahabat Nabi maupun pendapat para ulama dalam kitab-kitab klasik.
Dalil-Dalil Qunut Witir di Separuh Akhir Ramadhan
1. Atsar Sahabat Nabi
Salah satu dalil utama adalah riwayat dari Umar bin Khattab yang dikumpulkan oleh Imam Abu Dawud:
أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ جَمَعَ النَّاسَ عَلَىٰ أَبِي بْنِ كَعْبٍ فَكَانَ يُصَلِّي لَهُمْ عِشْرِينَ لَيْلَةً وَلَا يَقْنُتُ إِلَّا فِي النِّصْفِ الْبَاقِي مِنْ رَمَضَان
“Sesungguhnya Umar bin Khattab mengumpulkan umat untuk shalat tarawih di belakang Ubay bin Ka’b. Ia shalat bersama mereka selama dua puluh malam dan tidak berdoa qunut kecuali pada separuh akhir bulan Ramadhan.” (HR. Abu Dawud)
2. Pendapat Imam Al-Baihaqi
Dalam As-Sunan Al-Kubro, Imam Al-Baihaqi juga mencatat riwayat dari tabi’in yang menyebutkan bahwa Ubay bin Ka’b membaca qunut pada separuh akhir Ramadhan:
عَنْ مُحَمَّدٍ هُوَ ابْنُ سِيرِينَ عَنْ بَعْضِ أَصْحَابِهِ أَنَّ أُبَيًّا بْنَ كَعْبٍ أَمَّهُمْ يَعْنِي فِي رَمَضَانِ وَكَانَ يَقْنُتُ فِي النِّصْفِ الْآخِرِ مِنْ رَمَضَانِ
“Dari Muhammad, yaitu Ibnu Sirin, dari sebagian sahabatnya bahwa Ubay bin Ka’b menjadi imam mereka (dalam shalat tarawih) pada bulan Ramadan, dan dia berdoa qunut pada separuh terakhir dari bulan Ramadan.”
Pandangan Ulama tentang Qunut Witir di Separuh Akhir Ramadhan
1. Madzhab Syafi’i
Madzhab Syafi’i mengajarkan bahwa qunut dalam shalat witir pada separuh akhir Ramadhan adalah sunnah. Hal ini dijelaskan dalam Raudhatut Thalibin:
فَصْلٌ فِي القُنُوتِ وَهُوَ مُسْتَحَبٌّ بَعْدَ الرَّفْعِ مِنَ الرُّكُوعِ فِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ مِنَ الصُّبْحِ وَكَذَانِكَ الرَّكْعَةِ الْأَخِيرَةِ مِنَ الوِتْرِ فِي النِّصْفِ الْآخِرِ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانِ
“Bab mengenai qunut, yang disunnahkan setelah bangkit dari rukuk pada rakaat kedua shalat Subuh, serta pada rakaat terakhir dari shalat witir di separuh akhir bulan Ramadan.” (Raudhatut Thalibin 1/93)
2. Pendapat Imam Al-Bajuri
Dalam Syarh Fathul Qarib, Imam Al-Bajuri juga menyatakan bahwa qunut dalam witir separuh akhir Ramadhan sangat dianjurkan:
وَ} القُنُوتُ { فِي } آخِرِ الوِتْرِ { فِي النِّصْفِ الثَّانِي مِنْ شَهْرِ رَمَضَانِ
“Dan qunut pada akhir witir, yaitu pada posisi tegak di rakaat terakhirnya, dan pada separuh kedua bulan Ramadan. Jika seseorang meninggalkan qunut pada waktu ini, maka hukumnya makruh dan dianjurkan melakukan sujud sahwi.”
3. Pendapat Imam An-Nawawi
Dalam kitab Al-Adzkar, Imam An-Nawawi menjelaskan:
وَيُسْتَحَبُّ القُنُوتُ عِندَنَا فِي النِّصْفِ الْآخِرِ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانِ فِي الرَّكْعَةِ الْأَخِيرَةِ مِنَ الوِتْرِ
“Menurut kami, disunnahkan qunut di akhir witir pada separuh akhir Ramadhan. Ada juga pendapat dalam madzhab kami yang menyebutkan bahwa qunut bisa dilakukan sepanjang Ramadhan atau bahkan sepanjang tahun. Namun, pendapat yang paling kuat dalam Madzhab Syafi’i adalah qunut dikhususkan pada separuh akhir Ramadhan.”
Dari berbagai dalil dan pendapat ulama di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca doa qunut dalam shalat witir pada separuh akhir bulan Ramadhan adalah amalan yang dianjurkan, khususnya dalam Madzhab Syafi’i.
Amalan ini dimulai dari malam ke-16 Ramadhan dan dilakukan dalam rakaat terakhir shalat witir setelah rukuk. Jika seseorang berqunut di luar waktu tersebut atau meninggalkannya, hukumnya makruh, namun tetap tidak berdosa.
Dengan memahami dalil-dalil dan pendapat ulama ini, umat Islam dapat menjalankan ibadah Ramadhan dengan lebih baik sesuai dengan ajaran yang telah diwariskan oleh para ulama.
Wallahu a’lam.