Cyber Pesantren | Lailatul qadar adalah malam yang sangat dinanti oleh umat Islam di seluruh dunia. Malam yang penuh kemuliaan ini lebih baik daripada 1000 bulan.
Tidak hanya kaum pria, wanita yang sedang haid atau nifas pun berharap bisa meraih berkah dari malam istimewa ini.
Teladan Rasulullah dalam Menyambut Lailatul Qadar
Ketika 10 malam terakhir Ramadhan tiba, Rasulullah saw. meningkatkan ibadahnya. Beliau bahkan membangunkan keluarganya agar bersama-sama beribadah demi mendapatkan keutamaan lailatul qadar.
Sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah ra.:
“Ketika Rasulullah saw. memasuki 10 hari terakhir (Ramadhan), beliau mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Sebagai umat Islam, baik laki-laki maupun perempuan, kita sepatutnya meneladani semangat Rasulullah dalam menyambut lailatul qadar. Namun, bagaimana dengan wanita yang sedang haid atau nifas? Apakah mereka tetap bisa memperoleh keutamaan malam tersebut?
Wanita Haid dan Nifas Tetap Bisa Meraih Keutamaan Lailatul Qadar
Lailatul qadar bukanlah malam yang dikhususkan bagi individu tertentu. Semua umat Islam berhak mendapatkan keberkahan malam tersebut, termasuk wanita yang sedang haid atau nifas.
Dalam Al-Qur’an, Allah tidak membatasi siapa saja yang bisa mendapatkan kemuliaan lailatul qadar. Firman-Nya dalam Surah Al-Qadr:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam lailatul qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada 1000 bulan. Pada malam itu, para malaikat dan Ruh (Jibril) turun dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Sejahteralah malam itu hingga terbit fajar.” (QS Al-Qadr: 1-5).
Terkait hal ini, Syekh Abdullah Al-Ghumari dalam kitabnya Ghayatul Ihsan pernah ditanya:
“Apakah wanita yang sedang haid atau nifas memiliki bagian dari lailatul qadar?”
Beliau menjawab:
“Ya. Semua orang yang ibadahnya diterima oleh Allah akan diberikan bagian dari lailatul qadar. Maksudnya, jika mereka telah beramal dengan baik di bulan Ramadhan, Allah akan menerima amal mereka. Dan siapa saja yang amalnya diterima, ia tidak akan terhalangi dari kemuliaan lailatul qadar.”
Berdasarkan pendapat Al-Ghumari, wanita haid, wanita nifas, orang yang bepergian, dan bahkan orang yang tertidur masih memiliki peluang mendapatkan keutamaan lailatul qadar.